Sabtu, 04 Mei 2024

ALANGKAH INDAHNYA JIKA CINTA KITA KEPADA ALLAH DAN ROSUL-NYA SEPERTI CINTANYA LAILA DAN MAJNUN




Sebuah Cerita kisah cinta dua sejoli yang sedang dimabuk asmara, Membangkitkan semangat luar biasa untuk mempertahankan cintanya. Mereka rela melakukan apapun demi yang dicintainya. Pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah cinta mereka adalah. Betapa cinta mempunyai kekuatan yang luar biasa. Maka seandainya cinta itu kita salurkan pada cinta yang hakiki dan pada cinta yang abadi alangkah indahnya hidup ini dunia akhirat. Apabila cinta kepada Allah dan Rosulnya  seperti cinta majnun pada laila, yang selalu menyebut namanya, selalu melakukan apapun demi yang dicintainya.... Pastilah ibadah akan menjadi menyenangkan dan rindu kepada Allah dan Rosulnya akan membangkitkan giat ibadah tanpa pamrih.. Berikut ini kisah cinta Layla dan Majnun.

Kisah ini ditulis oleh Nizami Ganjavi (nama pena) karena berasal dari daerah Gans, Azerbaijan, nama aslinya adalah Jamaluddin Ilyas bin Yusuf bin Zakky. Ia merupakan ahli hikmah (Hakim Nizami), sejak kecil yatim dan dibesarkan pamannya dan disekolahkan, sangat pintar, menguasai banyak ilmu agama.

Hal yang menarik dari hidupnya, Nizami yaitu merupakan seorang sastrawan dan banyak menulis kisah cinta, salah satunya Laila & Majnun. Dalam kesempatan kali ini merupakan cerita rakyat/lisan, orang Arab sebelumnya sudah masyhur mengenal kisah Laila & Majnun. Namun ada beberapa yang kontroversial, bahwa ada yang menganggap cerita ini ini nyata apa cuma rekaan.

Dalam riwayat, Majnun bernama asli Qais begitu dikenal begitu tampan, pintar, dan terpandang di sukunya, sedangkan Laila bernama asli Ibnu ‘Aamir yang begitu cantik berasal dari suku sebelah. Dalam kisahnya karena dalam lingkup satu sekolah yang sama, ketika Majnun pertama kali melihat paras Laila yang cantik rupawan, seketika ia jatuh cinta. Pemuda-pemudi nusantara kerap menyebutnya “Jatuh cinta pada pandangan pertama.”

Seketika Majnun kehilangan kesadaran karena tumbuh benih-benih cinta yang tak ia sangka. Begitu pun Layla ketika untuk pertama kalinya menatap wajah Qays, langsung terpikat. Dua orang anak muda itu sama-sama jatuh cinta. Bahkan keduanya digambarkan sedang “Mabuk” (Cinta).

…….., “Wahai Laila, Cinta telah membuatku lemah tak berdaya // Seperti anak hilang, jauh dari keluarga dan tidak memiliki apa-apa //

Mereka mengatakan aku telah tersesat // Wahai, mana mungkin cinta menyesatkan // Jiwa mereka sebenarnya kering, laksana dedaunan // Diterpa panas mentari siang //

Bagiku cinta adalah keindahan // yang membuat mata tak bisa terpejam // Pemuda mana yang bisa selamat dari api cinta? //”

Majnun ketika gila sering dikerumuni orang karena ia kerap kali menggubah syair, begitu ditunggu-tunggu karena keindahannya. Setelah beberapa lama, ia seperti orang tidak terawat tidak pakai baju dan rambutnya gondrong. Begitu pun Laila yang dalam beberapa bagian ceritanya, kerap kali mengeluarkan puisi. Dan pada akhirnya puisi-puisi Laila dikirim melalui surat untuk Majnun.

Dalam waktu yang tidak begitu lama, tersebarlah gosip tentang kedua anak muda yang tengah dimabuk cinta tersebut. Dari berita itu, ayah Layla merasa hal itu merupakan pencemaran nama baik yang dianggap meruntuhkan kehormatan suku. Maka supaya tidak menjadi bahan omongan terus menerus, kemudian Laila tidak lagi diperbolehkan sekolah kembali. (Dua anak muda yang sedang mabuk-mabuknya sekarang dipisah). Kemudian dimulailah babak pertama kegilaan Qais.

Majnun berusaha dengan berbagai cara untuk bertemu Laila, akan tetapi tidak bisa. Lalu mulailah muncul syair-syair, tangisan-tangisan rindu Majnun. Kemana-mana hanya menyebut nama Laila…Laila…Laila..dan Laila. Bahkan ia rela menyamar sebagai kambing, dan berjalan diantara kambing-kambing tersebut ketika melintasi kediaman Laila. Dalam riwayat lain, Majnun rela menyamar sebagai pengemis yang hina ke desa Laila dan menyamar sebagai pembantu perempuan, yang tak lain supaya kembali bisa menatap kekasihnya.



Singkat cerita, karena Laila juga sangat merindukan Majnun, ia pun kerap kali merenung dan mengharap kembali kedatangan Majnun. Ia kerap setiap saat menyeru nama Majnun di penjara kamarnya, begitupun di taman kediamannya. Hanya Majnun yang tertulis dalam lubuk hatinya, hanya Allah dan Laila yang tahu betapa cintanya ia terhadap Majnun.

Namun, apalah daya sang ayah tidak tega melihatnya dan ia pun dinikahkan dengan Ibn Salam, yang merupakan seorang bangsawan. Lantas Laila pun menolaknya, akan tetapi ponolakannya tidak digubris oleh pihak keluarganya, dan pernikahanpun berlangsung.

Kabar itu sampai kepada Majnun, dan ia semakin gila, menangis, meratap berhari-hari dan memilih menyendiri di dalam gubuk kecilnya di atas bukit. Setelah bertahun-tahun menyendiri dan hidup bersama binatang buas, akhirnya Majnun pun rela melepas Laila dan menemukan kedamaian.

Sejak pernikahannya dengan Ibn Salam, Laila sama sekali belum pernah berhubungan suami istri dengannya, ia masih tetap mengharap kehadiran Majnun di sisinya. Selang beberapa lama, Ibn Salam pun dikabarkan meninggal di waktu musim panas. Laila pun terisak tangi tersedu-sedu, bukan karena menangisi kepergian Ibn Salam, akan tetapi ia menangis kerinduan akan bertemu Majnun dan sangat mencintainya.

Tak lama kemudian ketika Laila kembali ke rumah ayahnya, Ia dikabarkan jatuh sakit batuk parah dan tidak memikirkan kesehatannya. Ia hanya memikirkan Majnun setiap saat, bahkan ketika maut menjemput pun ia tetap memikirkan Majnun. Pada akhirnya, ketika gelapnya malam, Laila seperti biasa menatap pinti dan ia pun menghembuskan nafas terakhirnya dan bergumam “Majnun….Majnun….Majnun….Majnun.”

Kematian gadis si cantik jelita tersebut tersebar ke seluruh penjuru negeri, dan sampai pula kepada Majnun. Ia pun seketika pingsan di tengah padang gurun. Ketika kembali sadar, ia pun langsung bergegas menuju desa Laila dan berkunjung ke makam Laila. Ketika tidak sanggup jalan, ia pun menyeret tubuhnya untuk sampai ke makam Laila. Ia pun meletakkan tubuhnya di atas makam Laila dan diriwayatkan setelah beberapa hari Majnun pun turut meninggal. Jasad Majnun pun baru ditemukan satu tahun setelahnya.

Di akhir kisahnya, seorang Sufi dalam mimpinya melihat Majnun tengah dibelai dengan penuh rasa cinta dan sayang oleh Allah SWT, kemudian ia pun mendudukkan Majnun disamping-Nya. Kemudian berkata lah Allah SWT kepada Majnun “apakah engkau tidak malu wahai Qais memanggil-manggil nama-Ku dengan sebutan Laila, setelah kau meminum minum anggur Cintaku?”

Tak begitu lama sang sufi pun terbangun dan berangan-angan: “Jikalau Majnun begitu diperlakukan demikian (penuh kasih sayang) oleh Allah SWT, lantas bagaimana dengan Laila?”. Seketika Allah memberikan ilham kepadanya bahwa kedudukan Laila jauh lebih agung dan tinggi daripada Majnun, karena ia menyembunyikan segala rahasia cintanya dalam diri dan hidupnya sendiri.

Pelajaran yang dapat kita petik yaitu, jika seseorang sudah jatuh/dimabuk cinta kepada Allah, maka akan keluar secara otomatis dari mulutnya nama Allah Allah Allah, baik sengaja atau tidak pasti itu akan keluar dan tidak aka nada bosannya. “Cinta adalah pondasi dalam beribadah”. Bahkan para wali Allah lupa terhadap dirinya dan rela melakukan apa saja untuk beribadah kepada Allah. Seperti kisah di atas, begitu ketika cinta kepada Allah SWT, maka dunia dan segala isinya tidak berarti.

Dalam konteks hablun min Allah dan hablun min An-Naas, orang yang menyembunyikan amal perbuatannya dari orang lain maka akan mendapat sisi yang tinggi dihadapan-Nya. Karena hanya ia dan Tuhannya yang tahu.

 


Kamis, 25 April 2024

MISTERI BILANGAN DALAM AL QURAN

 



Misteri bilangan dalam Al Quran




Jumlah surat dalam Al Quran ada 114 ayat. Yaitu :

1. Al-Fatihah (Pembuka): 7 Ayat

2. Al-Baqarah (Sapi Betina): 286 Ayat

3. Ali Imran (Keluarga Imran): 200 Ayat

4. An-Nisa (Wanita): 176 Ayat

5. Al-Ma'idah (Hidangan): 120 Ayat

6. Al-An'am (Binatang Ternak): 165 Ayat

7. Al-A'raf (Tempat Tertinggi): 206 Ayat

8. Al-Anfal (Rampasan Perang): 75 Ayat

9. At-Taubah (Pengampunan): 129 Ayat

10. Yunus (Nabi Yunus): 109 Ayat

11. Hud (Nabi Hud): 123 Ayat

12. Yusuf (Nabi Yusuf): 111 Ayat

13. Ar-Ra'd (Guruh): 43 Ayat

14. Ibrahim (Nabi Ibrahim): 52 Ayat

15. Al-Hijr (Gunung Al=Hijr): 99 Ayat

16. An-Nahl (Lebah): 128 Ayat

17. Al-Isra' (Memperjalankan Malam Hari): 111 Ayat

18. Al-Kahf (Gua): 110 Ayat

19. Maryam (Maryam): 98 Ayat

20. Ta Ha (Ta Ha): 135 Ayat

21. Al-Anbiya (Para Nabi): 112 Ayat

22. Al-Hajj (Haji): 78 Ayat

23. Al-Mu'minun (Orang-orang Mukmin): 118 Ayat

24. An-Nur (Cahaya): 64 Ayat

25. Al-Furqan (Pembeda): 77 Ayat

26. Asy-Syu'ara' (Para Penyair): 227 Ayat

27. An-Naml (Semut): 93 Ayat

28. Al-Qasas (Kisah): 88 Ayat

29. Al-'Ankabut (Laba-laba): 69 Ayat

30. Ar-Rum (Bangsa Romawi): 60 Ayat

31. Luqman (Keluarga Luqman): 34 Ayat

32. As-Sajdah (Sajdah): 30 Ayat

33. Al-Ahzab (Golongan yang Bersekutu): 73 Ayat

34. Saba' (Kaum Saba'): 54 Ayat

35. Fatir (Maha Pencipta): 45 Ayat

36. Ya Sin (Yasin): 83 Ayat

37. As-Saffat (Yang Berbaris-baris): 182 Ayat

38. Sad (Sad): 88 Ayat

39. Az-Zumar (Rombongan): 75 Ayat

40. Ghafir (Yang Mengampuni): 85 Ayat

41. Fussilat (Yang Dijelaskan): 54 Ayat

42. Asy-Syura (Musyawarah): 53 Ayat

43. Az-Zukhruf (Perhiasan): 89 Ayat

44. Ad-Dukhan (Kabut): 59 Ayat

45. Al-Jasiyah (Berlutut): 37 Ayat

46. Al-Ahqaf (Bukit Pasir): 45 Ayat

47. Muhammad (Nabi Muhammad): 38 Ayat

48. Al-Fath (Kemenangan): 29 Ayat

49. Al-Hujurat (Kamar-kamar): 18 Ayat

50. Qaf (Qaf): 45 Ayat

51. Az-Zariyat (Angin yang Menerbangkan): 60 Ayat

52. At-Tur (Bukit Tursina): 49 Ayat

53. An-Najm (Bintang): 62 Ayat

54. Al-Qamar (Bulan): 55 Ayat

55. Ar-Rahman (Maha Pengasih): 78 Ayat

56. Al-Waqi'ah (Hari Kiamat yang Pasti Terjadi): 96 Ayat

57. Al-Hadid (Besi): 29 Ayat

58. Al-Mujadilah (Gugatan): 22 Ayat

59. Al-Hasyr (Pengusiran): 24 Ayat

60. Al-Mumtahanah (Wanita yang Diuji): 13 Ayat

61. As-Saff (Barisan): 14 Ayat

62. Al-Jumu'ah (Hari Jumat): 11 Ayat

63. Al-Munafiqun (Orang-orang Munafik): 11 Ayat

64. At-Tagabun (Pengungkapan Kesalahan): 18 Ayat

65. At-Talaq (Talak): 12 Ayat

66. At Tahrim (Pengharaman): 12 Ayat

67. Al-Mulk (Kerajaan): 30 Ayat

68. Al-Qalam (Pena): 52 Ayat

69. Al-Haqqah (Hari Kiamat): 52 Ayat

70. Al-Ma'arij (Tempat-tempat Naik): 44 Ayat

71. Nuh (Nabi Nuh): 28 Ayat

72. Al-Jinn (Jin): 28 Ayat

73. Al-Muzzammil (Orang Berkelumun): 20 Ayat

74. Al-Muddassir (Orang Berselimut): 56 Ayat

75. Al-Qiyamah (Hari Kiamat): 40 Ayat

76. Al-Insan (Manusia): 31 Ayat

77. Al-Mursalat (Malaikat yang Diutus): 50 Ayat

78. An-Naba' (Berita): 40 Ayat

79. An-Nazi'at (Yang Mencabut dengan Keras): 46 Ayat

80. 'Abasa (Bermuka Masam): 42 Ayat

81. At-Takwir (Penggulungan): 29 Ayat

82. Al-Infitar (Terbelah): 19 Ayat

83. Al-Mutaffifin (Orang-orang yang Curang): 36 Ayat

84. Al-Insyiqaq (Terbelah): 25 Ayat

85. Al-Buruj (Gugusan Bintang): 22 Ayat

86. At-Tariq (Yang Datang pada Malam Hari): 17 Ayat

87. Al-A'la (Maha Tinggi): 19 Ayat

88. Al-Gasyiyah (Hari Kiamat yang Menghilangkan Kesadaran): 26 Ayat

89. Al-Fajr (Fajar): 30 Ayat

90. Al-Balad (Negeri): 20 Ayat

91. Asy-Syams (Matahari): 15 Ayat

92. Al-Lail (Malam): 21 Ayat

93. Ad-Duha (Duha): 11 Ayat

94. Al-Insyirah (Pelapangan): 8 Ayat

95. At-Tin (Buah Tin): 8 Ayat

96. Al-'Alaq (Segumpal Darah): 19 Ayat

97. Al-Qadr (Kemuliaan): 5 Ayat

98. Al-Bayyinah (Bukti Nyata): 8 Ayat

99. Az-Zalzalah (Guncangan): 8 Ayat

100. Al-'Adiyat (Kuda Perang yang Berlari Kencang): 11 Ayat

101. Al-Qari'ah (Hari Kiamat yang Menggetarkan): 11 Ayat

102. At-Takasur (Bermegah-megahan): 8 Ayat

103. Al-'Asr (Masa): 3 Ayat

104. Al-Humazah (Pengumpat): 9 Ayat

105. Al-Fil (Gajah): 5 Ayat

106. Quraisy (Suku Quraisy): 4 Ayat

107. Al-Ma'un (Bantuan): 7 Ayat

108. Al-Kautsar (Nikmat yang Banyak): 3 Ayat

109. Al-Kafirun (Orang-orang Kafir): 6 Ayat

110. An-Nasr (Pertolongan): 3 Ayat

111. Al-Lahab (Gejolak Api): 5 Ayat

112. Al-Ikhlas (Ikhlas): 4 Ayat

113. Al-Falaq (Waktu Fajar): 5 Ayat

114. An-Nas (Manusia): 6 Ayat



Ada sepuluh surat yang menyebutkan bilangan 10




10 Surat dalam Al Quran yang menyebutkan bilangan sepuluh yaitu :

1.       (QS.89 ayat 2)

2.       (Al-Baqarah ayat 196)

3.       Al-Baqarah ayat 234

4.       Al-Maaidah ayat 89

5.       Al-An`aam ayat 160)

6.       (Al-A`raaf ayat 142)

7.       (Hud ayat 13)

8.       (Thaahaa ayat 103)

9.       (Al-Qashash ayat 27)

10.   (Saba` ayat 45)


Sekarang coba : 114 dikurangi dengan umurmu! Missal :

Jikan umur kamu 60 tahun  maka 114-60 = 54 kemudian tambahkan dengan angka 10.  54 + 10 = 64 berarti tahun kelahiranya adalah 1964

Jika umur kamu dibawah 25 tahun hasilnya angka satu tidak dibaca. Contoh :

Jika umurmu 15 tahun, maka  114-15 = 99 kemudian tambahkan dengan angka 10.  99 + 10 = 109 berarti tahun kelahiranya adalah 2009

ALANGKAH INDAHNYA JIKA CINTA KITA KEPADA ALLAH DAN ROSUL-NYA SEPERTI CINTANYA LAILA DAN MAJNUN

Sebuah Cerita kisah cinta dua sejoli yang sedang dimabuk asmara, Membangkitkan semangat luar biasa untuk mempertahankan cintanya. Mereka rel...