Sabtu, 04 Mei 2024

ALANGKAH INDAHNYA JIKA CINTA KITA KEPADA ALLAH DAN ROSUL-NYA SEPERTI CINTANYA LAILA DAN MAJNUN




Sebuah Cerita kisah cinta dua sejoli yang sedang dimabuk asmara, Membangkitkan semangat luar biasa untuk mempertahankan cintanya. Mereka rela melakukan apapun demi yang dicintainya. Pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah cinta mereka adalah. Betapa cinta mempunyai kekuatan yang luar biasa. Maka seandainya cinta itu kita salurkan pada cinta yang hakiki dan pada cinta yang abadi alangkah indahnya hidup ini dunia akhirat. Apabila cinta kepada Allah dan Rosulnya  seperti cinta majnun pada laila, yang selalu menyebut namanya, selalu melakukan apapun demi yang dicintainya.... Pastilah ibadah akan menjadi menyenangkan dan rindu kepada Allah dan Rosulnya akan membangkitkan giat ibadah tanpa pamrih.. Berikut ini kisah cinta Layla dan Majnun.

Kisah ini ditulis oleh Nizami Ganjavi (nama pena) karena berasal dari daerah Gans, Azerbaijan, nama aslinya adalah Jamaluddin Ilyas bin Yusuf bin Zakky. Ia merupakan ahli hikmah (Hakim Nizami), sejak kecil yatim dan dibesarkan pamannya dan disekolahkan, sangat pintar, menguasai banyak ilmu agama.

Hal yang menarik dari hidupnya, Nizami yaitu merupakan seorang sastrawan dan banyak menulis kisah cinta, salah satunya Laila & Majnun. Dalam kesempatan kali ini merupakan cerita rakyat/lisan, orang Arab sebelumnya sudah masyhur mengenal kisah Laila & Majnun. Namun ada beberapa yang kontroversial, bahwa ada yang menganggap cerita ini ini nyata apa cuma rekaan.

Dalam riwayat, Majnun bernama asli Qais begitu dikenal begitu tampan, pintar, dan terpandang di sukunya, sedangkan Laila bernama asli Ibnu ‘Aamir yang begitu cantik berasal dari suku sebelah. Dalam kisahnya karena dalam lingkup satu sekolah yang sama, ketika Majnun pertama kali melihat paras Laila yang cantik rupawan, seketika ia jatuh cinta. Pemuda-pemudi nusantara kerap menyebutnya “Jatuh cinta pada pandangan pertama.”

Seketika Majnun kehilangan kesadaran karena tumbuh benih-benih cinta yang tak ia sangka. Begitu pun Layla ketika untuk pertama kalinya menatap wajah Qays, langsung terpikat. Dua orang anak muda itu sama-sama jatuh cinta. Bahkan keduanya digambarkan sedang “Mabuk” (Cinta).

…….., “Wahai Laila, Cinta telah membuatku lemah tak berdaya // Seperti anak hilang, jauh dari keluarga dan tidak memiliki apa-apa //

Mereka mengatakan aku telah tersesat // Wahai, mana mungkin cinta menyesatkan // Jiwa mereka sebenarnya kering, laksana dedaunan // Diterpa panas mentari siang //

Bagiku cinta adalah keindahan // yang membuat mata tak bisa terpejam // Pemuda mana yang bisa selamat dari api cinta? //”

Majnun ketika gila sering dikerumuni orang karena ia kerap kali menggubah syair, begitu ditunggu-tunggu karena keindahannya. Setelah beberapa lama, ia seperti orang tidak terawat tidak pakai baju dan rambutnya gondrong. Begitu pun Laila yang dalam beberapa bagian ceritanya, kerap kali mengeluarkan puisi. Dan pada akhirnya puisi-puisi Laila dikirim melalui surat untuk Majnun.

Dalam waktu yang tidak begitu lama, tersebarlah gosip tentang kedua anak muda yang tengah dimabuk cinta tersebut. Dari berita itu, ayah Layla merasa hal itu merupakan pencemaran nama baik yang dianggap meruntuhkan kehormatan suku. Maka supaya tidak menjadi bahan omongan terus menerus, kemudian Laila tidak lagi diperbolehkan sekolah kembali. (Dua anak muda yang sedang mabuk-mabuknya sekarang dipisah). Kemudian dimulailah babak pertama kegilaan Qais.

Majnun berusaha dengan berbagai cara untuk bertemu Laila, akan tetapi tidak bisa. Lalu mulailah muncul syair-syair, tangisan-tangisan rindu Majnun. Kemana-mana hanya menyebut nama Laila…Laila…Laila..dan Laila. Bahkan ia rela menyamar sebagai kambing, dan berjalan diantara kambing-kambing tersebut ketika melintasi kediaman Laila. Dalam riwayat lain, Majnun rela menyamar sebagai pengemis yang hina ke desa Laila dan menyamar sebagai pembantu perempuan, yang tak lain supaya kembali bisa menatap kekasihnya.



Singkat cerita, karena Laila juga sangat merindukan Majnun, ia pun kerap kali merenung dan mengharap kembali kedatangan Majnun. Ia kerap setiap saat menyeru nama Majnun di penjara kamarnya, begitupun di taman kediamannya. Hanya Majnun yang tertulis dalam lubuk hatinya, hanya Allah dan Laila yang tahu betapa cintanya ia terhadap Majnun.

Namun, apalah daya sang ayah tidak tega melihatnya dan ia pun dinikahkan dengan Ibn Salam, yang merupakan seorang bangsawan. Lantas Laila pun menolaknya, akan tetapi ponolakannya tidak digubris oleh pihak keluarganya, dan pernikahanpun berlangsung.

Kabar itu sampai kepada Majnun, dan ia semakin gila, menangis, meratap berhari-hari dan memilih menyendiri di dalam gubuk kecilnya di atas bukit. Setelah bertahun-tahun menyendiri dan hidup bersama binatang buas, akhirnya Majnun pun rela melepas Laila dan menemukan kedamaian.

Sejak pernikahannya dengan Ibn Salam, Laila sama sekali belum pernah berhubungan suami istri dengannya, ia masih tetap mengharap kehadiran Majnun di sisinya. Selang beberapa lama, Ibn Salam pun dikabarkan meninggal di waktu musim panas. Laila pun terisak tangi tersedu-sedu, bukan karena menangisi kepergian Ibn Salam, akan tetapi ia menangis kerinduan akan bertemu Majnun dan sangat mencintainya.

Tak lama kemudian ketika Laila kembali ke rumah ayahnya, Ia dikabarkan jatuh sakit batuk parah dan tidak memikirkan kesehatannya. Ia hanya memikirkan Majnun setiap saat, bahkan ketika maut menjemput pun ia tetap memikirkan Majnun. Pada akhirnya, ketika gelapnya malam, Laila seperti biasa menatap pinti dan ia pun menghembuskan nafas terakhirnya dan bergumam “Majnun….Majnun….Majnun….Majnun.”

Kematian gadis si cantik jelita tersebut tersebar ke seluruh penjuru negeri, dan sampai pula kepada Majnun. Ia pun seketika pingsan di tengah padang gurun. Ketika kembali sadar, ia pun langsung bergegas menuju desa Laila dan berkunjung ke makam Laila. Ketika tidak sanggup jalan, ia pun menyeret tubuhnya untuk sampai ke makam Laila. Ia pun meletakkan tubuhnya di atas makam Laila dan diriwayatkan setelah beberapa hari Majnun pun turut meninggal. Jasad Majnun pun baru ditemukan satu tahun setelahnya.

Di akhir kisahnya, seorang Sufi dalam mimpinya melihat Majnun tengah dibelai dengan penuh rasa cinta dan sayang oleh Allah SWT, kemudian ia pun mendudukkan Majnun disamping-Nya. Kemudian berkata lah Allah SWT kepada Majnun “apakah engkau tidak malu wahai Qais memanggil-manggil nama-Ku dengan sebutan Laila, setelah kau meminum minum anggur Cintaku?”

Tak begitu lama sang sufi pun terbangun dan berangan-angan: “Jikalau Majnun begitu diperlakukan demikian (penuh kasih sayang) oleh Allah SWT, lantas bagaimana dengan Laila?”. Seketika Allah memberikan ilham kepadanya bahwa kedudukan Laila jauh lebih agung dan tinggi daripada Majnun, karena ia menyembunyikan segala rahasia cintanya dalam diri dan hidupnya sendiri.

Pelajaran yang dapat kita petik yaitu, jika seseorang sudah jatuh/dimabuk cinta kepada Allah, maka akan keluar secara otomatis dari mulutnya nama Allah Allah Allah, baik sengaja atau tidak pasti itu akan keluar dan tidak aka nada bosannya. “Cinta adalah pondasi dalam beribadah”. Bahkan para wali Allah lupa terhadap dirinya dan rela melakukan apa saja untuk beribadah kepada Allah. Seperti kisah di atas, begitu ketika cinta kepada Allah SWT, maka dunia dan segala isinya tidak berarti.

Dalam konteks hablun min Allah dan hablun min An-Naas, orang yang menyembunyikan amal perbuatannya dari orang lain maka akan mendapat sisi yang tinggi dihadapan-Nya. Karena hanya ia dan Tuhannya yang tahu.

 


Kamis, 25 April 2024

MISTERI BILANGAN DALAM AL QURAN

 



Misteri bilangan dalam Al Quran




Jumlah surat dalam Al Quran ada 114 ayat. Yaitu :

1. Al-Fatihah (Pembuka): 7 Ayat

2. Al-Baqarah (Sapi Betina): 286 Ayat

3. Ali Imran (Keluarga Imran): 200 Ayat

4. An-Nisa (Wanita): 176 Ayat

5. Al-Ma'idah (Hidangan): 120 Ayat

6. Al-An'am (Binatang Ternak): 165 Ayat

7. Al-A'raf (Tempat Tertinggi): 206 Ayat

8. Al-Anfal (Rampasan Perang): 75 Ayat

9. At-Taubah (Pengampunan): 129 Ayat

10. Yunus (Nabi Yunus): 109 Ayat

11. Hud (Nabi Hud): 123 Ayat

12. Yusuf (Nabi Yusuf): 111 Ayat

13. Ar-Ra'd (Guruh): 43 Ayat

14. Ibrahim (Nabi Ibrahim): 52 Ayat

15. Al-Hijr (Gunung Al=Hijr): 99 Ayat

16. An-Nahl (Lebah): 128 Ayat

17. Al-Isra' (Memperjalankan Malam Hari): 111 Ayat

18. Al-Kahf (Gua): 110 Ayat

19. Maryam (Maryam): 98 Ayat

20. Ta Ha (Ta Ha): 135 Ayat

21. Al-Anbiya (Para Nabi): 112 Ayat

22. Al-Hajj (Haji): 78 Ayat

23. Al-Mu'minun (Orang-orang Mukmin): 118 Ayat

24. An-Nur (Cahaya): 64 Ayat

25. Al-Furqan (Pembeda): 77 Ayat

26. Asy-Syu'ara' (Para Penyair): 227 Ayat

27. An-Naml (Semut): 93 Ayat

28. Al-Qasas (Kisah): 88 Ayat

29. Al-'Ankabut (Laba-laba): 69 Ayat

30. Ar-Rum (Bangsa Romawi): 60 Ayat

31. Luqman (Keluarga Luqman): 34 Ayat

32. As-Sajdah (Sajdah): 30 Ayat

33. Al-Ahzab (Golongan yang Bersekutu): 73 Ayat

34. Saba' (Kaum Saba'): 54 Ayat

35. Fatir (Maha Pencipta): 45 Ayat

36. Ya Sin (Yasin): 83 Ayat

37. As-Saffat (Yang Berbaris-baris): 182 Ayat

38. Sad (Sad): 88 Ayat

39. Az-Zumar (Rombongan): 75 Ayat

40. Ghafir (Yang Mengampuni): 85 Ayat

41. Fussilat (Yang Dijelaskan): 54 Ayat

42. Asy-Syura (Musyawarah): 53 Ayat

43. Az-Zukhruf (Perhiasan): 89 Ayat

44. Ad-Dukhan (Kabut): 59 Ayat

45. Al-Jasiyah (Berlutut): 37 Ayat

46. Al-Ahqaf (Bukit Pasir): 45 Ayat

47. Muhammad (Nabi Muhammad): 38 Ayat

48. Al-Fath (Kemenangan): 29 Ayat

49. Al-Hujurat (Kamar-kamar): 18 Ayat

50. Qaf (Qaf): 45 Ayat

51. Az-Zariyat (Angin yang Menerbangkan): 60 Ayat

52. At-Tur (Bukit Tursina): 49 Ayat

53. An-Najm (Bintang): 62 Ayat

54. Al-Qamar (Bulan): 55 Ayat

55. Ar-Rahman (Maha Pengasih): 78 Ayat

56. Al-Waqi'ah (Hari Kiamat yang Pasti Terjadi): 96 Ayat

57. Al-Hadid (Besi): 29 Ayat

58. Al-Mujadilah (Gugatan): 22 Ayat

59. Al-Hasyr (Pengusiran): 24 Ayat

60. Al-Mumtahanah (Wanita yang Diuji): 13 Ayat

61. As-Saff (Barisan): 14 Ayat

62. Al-Jumu'ah (Hari Jumat): 11 Ayat

63. Al-Munafiqun (Orang-orang Munafik): 11 Ayat

64. At-Tagabun (Pengungkapan Kesalahan): 18 Ayat

65. At-Talaq (Talak): 12 Ayat

66. At Tahrim (Pengharaman): 12 Ayat

67. Al-Mulk (Kerajaan): 30 Ayat

68. Al-Qalam (Pena): 52 Ayat

69. Al-Haqqah (Hari Kiamat): 52 Ayat

70. Al-Ma'arij (Tempat-tempat Naik): 44 Ayat

71. Nuh (Nabi Nuh): 28 Ayat

72. Al-Jinn (Jin): 28 Ayat

73. Al-Muzzammil (Orang Berkelumun): 20 Ayat

74. Al-Muddassir (Orang Berselimut): 56 Ayat

75. Al-Qiyamah (Hari Kiamat): 40 Ayat

76. Al-Insan (Manusia): 31 Ayat

77. Al-Mursalat (Malaikat yang Diutus): 50 Ayat

78. An-Naba' (Berita): 40 Ayat

79. An-Nazi'at (Yang Mencabut dengan Keras): 46 Ayat

80. 'Abasa (Bermuka Masam): 42 Ayat

81. At-Takwir (Penggulungan): 29 Ayat

82. Al-Infitar (Terbelah): 19 Ayat

83. Al-Mutaffifin (Orang-orang yang Curang): 36 Ayat

84. Al-Insyiqaq (Terbelah): 25 Ayat

85. Al-Buruj (Gugusan Bintang): 22 Ayat

86. At-Tariq (Yang Datang pada Malam Hari): 17 Ayat

87. Al-A'la (Maha Tinggi): 19 Ayat

88. Al-Gasyiyah (Hari Kiamat yang Menghilangkan Kesadaran): 26 Ayat

89. Al-Fajr (Fajar): 30 Ayat

90. Al-Balad (Negeri): 20 Ayat

91. Asy-Syams (Matahari): 15 Ayat

92. Al-Lail (Malam): 21 Ayat

93. Ad-Duha (Duha): 11 Ayat

94. Al-Insyirah (Pelapangan): 8 Ayat

95. At-Tin (Buah Tin): 8 Ayat

96. Al-'Alaq (Segumpal Darah): 19 Ayat

97. Al-Qadr (Kemuliaan): 5 Ayat

98. Al-Bayyinah (Bukti Nyata): 8 Ayat

99. Az-Zalzalah (Guncangan): 8 Ayat

100. Al-'Adiyat (Kuda Perang yang Berlari Kencang): 11 Ayat

101. Al-Qari'ah (Hari Kiamat yang Menggetarkan): 11 Ayat

102. At-Takasur (Bermegah-megahan): 8 Ayat

103. Al-'Asr (Masa): 3 Ayat

104. Al-Humazah (Pengumpat): 9 Ayat

105. Al-Fil (Gajah): 5 Ayat

106. Quraisy (Suku Quraisy): 4 Ayat

107. Al-Ma'un (Bantuan): 7 Ayat

108. Al-Kautsar (Nikmat yang Banyak): 3 Ayat

109. Al-Kafirun (Orang-orang Kafir): 6 Ayat

110. An-Nasr (Pertolongan): 3 Ayat

111. Al-Lahab (Gejolak Api): 5 Ayat

112. Al-Ikhlas (Ikhlas): 4 Ayat

113. Al-Falaq (Waktu Fajar): 5 Ayat

114. An-Nas (Manusia): 6 Ayat



Ada sepuluh surat yang menyebutkan bilangan 10




10 Surat dalam Al Quran yang menyebutkan bilangan sepuluh yaitu :

1.       (QS.89 ayat 2)

2.       (Al-Baqarah ayat 196)

3.       Al-Baqarah ayat 234

4.       Al-Maaidah ayat 89

5.       Al-An`aam ayat 160)

6.       (Al-A`raaf ayat 142)

7.       (Hud ayat 13)

8.       (Thaahaa ayat 103)

9.       (Al-Qashash ayat 27)

10.   (Saba` ayat 45)


Sekarang coba : 114 dikurangi dengan umurmu! Missal :

Jikan umur kamu 60 tahun  maka 114-60 = 54 kemudian tambahkan dengan angka 10.  54 + 10 = 64 berarti tahun kelahiranya adalah 1964

Jika umur kamu dibawah 25 tahun hasilnya angka satu tidak dibaca. Contoh :

Jika umurmu 15 tahun, maka  114-15 = 99 kemudian tambahkan dengan angka 10.  99 + 10 = 109 berarti tahun kelahiranya adalah 2009

Kamis, 17 Maret 2022

Malam Nisfu Sya'ban


Gambar : Bulan purnama dari dekat by Mustolih Hakim

Malam Nisfu Sya'ban dinamakan malam pengampunan atau malam maghfirah. Imam Al Gozhali RA mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat atau pertolongan.

Amalan Nisfu Syaban berharap  pengampunan dosa, dikabulkan segala permohonan, dan pahala yang berlimpah. Untuk itu, akan sangat merugi bila kita tidak melakukan amalan-amalan Nisfu Syaban ini dengan maksimal.

1. Sholat sunah

Nisfu Sya'ban dapat dimulai dengan melakukan sejumlah salat sunah. Salat sunah yang dianjurkan adalah salat hajat, salat taubat, dan salat tasbih. Bisa memakai urutan sebagai berikut : Ba'da Maghrib membaca Surat Yaasiin 3x. Ba'da isya Sholat sunah, baik itu sholat hajat, sholat taubat atau sholat tasbih. Untuk berdzikir, istighfar membaca sholawat dan bertasbih bisa dilakukan dirumah menjelang tidur. 

Sholat tasbih 
Jika melakukan sholat tasbih dimalam hari adalah 4 rokaat dua kali salam :
1. Membaca Niat

      أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَسْبِيْحِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

                 Ushalli sunnat tasbīhi rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.

2. Takbiratul Ihram
     Sholat seberti biasa ba'da Surah Al fatikhah  membaca surat Al-Qur'an, diteruskan dengan membaca       tasbih sebanyak 15 kali seperti di bawah ini:
     Subhanallah, Walhamdulillah, walaa ilaaha illa allah, wallahu akbar
     Artinya : Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.
3.  Rukuk dengan membaca bacaan rukuk
     Dilanjutkan dengan membaca tasbih sebanyak 10 kali
4. Itidal dengan membaca bacaan Itidal
     Dilanjutkan dengan membaca tasbih sebanyak 10 kali
5. Sujud dengan membaca bacaan sujud
     Dilanjutkan dengan membaca tasbih sebanyak 10 kali
9. Duduk di antara dua sujud dengan bacaannya
     Dilanjutkan dengan membaca tasbih sebanyak 10 kali
10. Sujud kedua kali
       Dilanjutkan dengan membaca tasbih sebanyak 10 kali
11.  Bangkit dari sujud kedua sebelum berdiri membaca tasbih sebanyak 10 kali
       Untuk roka'at kedua sama saja seperti rokaat pertama.
12. Duduk Tasyhud Akhir
      Pada saat duduk tasyahud akhir, membaca tasbih dilakukan terlebih dahulu sebanyak 
      10 kali.  sebelum membaca doa  tasyahud akhir 
13. Salam
      Hal yang kembali harus Anda perhatikan adalah, jika dilakukan pada siang hari maka rakaat yang          dikerjakan sebanyak 4 kali dengan 1 salam.
       Sedangkan ketika dilakukan di malam hari, rakaat dilakukan sebanyak 4 kali dengan 2 salam.
       Total tasbih yang dibaca adalah 300x 

setelah sholat membaca do'a :

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْهِ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الْخَائِفِيْنَ اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبتَنِيْ عِندَكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَو مَحرُوْمًا أَوْ مُقَتَّرًا عَلَيَّ فِي الرِّزقِ فَامْحُ مِنْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقَاوَتِيْ وَحِرمَانِيْ وَتَقْتِيْرَ رِزْقِيْ وَأَثْبِتْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاء وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَاب. إِلَهِيْ بالتَّجَلِّي الْأَعْظَمِ فِيْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ اِكْشِفْ عَنِّيْ مِنَ الْبَلَاءِ مَا أَعلَمُ وَمَا لَا أَعْلَمُ فَاغْفِرْ لِيْ مَا أَنْتَ بِهِ أَعلَمُاَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنْ أَعْظَمِ عِبَادِكَ حَظًّا وَنَصِيْبًا فِيْ كُلِّ شَيْءٍ قَسَمْتَهُ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ نُوْرٍ تَهْدِي بِهِ، أَوْ رَحْمَةٍ تَنْشُرُهَا، أَوْ رِزْقٍ تَبْسُطُهُ، أَوْ فَضْلٍ تَقْسِمُهُ عَلَى عِبَادِكَ الْمُؤْمِنِيْنَ، يَا اَللهُ يَا اَللهُ يَا اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ.اَللَّهُمَّ هَبْ لِيْ قَلْبًا تَقِيًّا نَقِيًّا مِنَ الشِّرْكِ بَرِيًّا، لَا كَافِرًا وَلَا شَقِيًّا، وَقَلْبًا سَلِيْمًا خَاشِعًا ضَارِعًا. اَللَّهُمَّ امْلأْ قَلْبِيْ بِنُوْرِكَ وَأَنْوَارِ مُشَاهَدَتِكَ وَجَمَالِكَ وَكَمَالِكَ وَمَحَبَّتِكَ وَعِصْمَتِكَ وَقُدْرَتِكَ وَعِلْمِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Artinya:

“Ya Allah Tuhanku pemilik nikmat, tiada ada yang bisa memberi nikmat atasMU. Ya Allah pemilik kebesaran dan kemuliaan. Ya Allah Tuhanku pemilik kekayaan dan pemberi nikmat. Tidak ada yang patut disembah hanya Engkau. Engkaulah tempat bersandar. Engkaulah tempat berlindung dan pada Engkau pula tempat yang aman bagi orang-orang yang ketakutan. Ya Allah Tuhanku, jika sekiranya Engkau telah menulis dalam buku besarmu bahwa aku adalah orang yang tidak celak, atau terhalang dari nikmatmu, atau orang yang dijauhkan, atau orang yang disempitkan dalam mendapat rizki, maka aku memohon dengan karuniamu, semoga kiranya Engkau pindahkan aku kedalam golongan orang-orang yang berbahagia, mendapat keluasan rizki serta diberi petunjuk kepada kebajikan. Sesungguhnya Engkau telah berkata dalam kitabmu yang telah diturunkan kepada Nabi yang telah Engkau utus, dan perkataanmu adalah benar, yang berbunyi: Allah mengubah dan menetapkan apa-apa yang dikehendakiNya dan padaNya sumber kitab. Ya Allah, dengan tajalli yang Mahabesar pada malam Nisfu Sya’ban yang mulia ini, Engkau tetapkan dan Engkau ubah sesuatunya, maka aku memohon semoga kiranya aku dijauhkan dari bala bencana, baik yang aku ketahui atau yang tidak aku ketahui, Engkaulah yang Mahamengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. Dan aku selalu mengharap limpahan rahmatmu ya Allah Tuhan yang Maha Pengasih.”

2. Membaca surat Yasin tiga kali

Setelah itu, lanjutkan dengan membaca surat Yasin sebanyak tiga kali.

Surat Yasin pertama 
dibaca untuk memohon panjang umur dan ketaatan serta ketakwaan dan istiqamah kepada Allah SWT.

Surat Yasin kedua 
dibaca untuk memohon diluaskan rezeki yang halal dan menolak bala. Sedangkan 

Surat Yasin ketiga 
dibaca untuk memohon ditetapkannya iman Islam hingga akhir hayat.

3. Istigfar dan berzikir kepada Allah
Dapat dilakukan dengan membaca:
- istigfar 100x
- tahmid dan takbir 100x
- salawat Nabi 100x
- dan zikir-zikir lainnya.

4. Berdoa
Tidak ada doa khusus yang dibacakan saat malam Nisfu Sya'ban. Setiap umat Islam dapat berdoa apa saja kepada Allah SWT.

Berdoalah secara khusyuk meminta apa yang tersirat dalam hati. Karena malam nisfu Sya'ban adalah malam yang sangat diijabah untuk dikabulkan semua doa dan hajat yang diinginkan,

5. Memohon ampunan
Dianjurkan pula pada malam Nisfu Sya'ban untuk bertaubat pada Allah swt. Dan bersilaturahim meminta maaf kepada orang lain.

"Sesungguhnya Allah melihat pada pertengahan Sya'ban. Maka dia mengampuni semua makhluk, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan," hadis dari Abu Musa Al-Asy'ari.

Saat berada di rumah, minta maaf pada malam Nisfu Sya'ban 2022 dapat dilakukan pada orang-orang di rumah dan juga memanfaatkan teknologi untuk menghubungi kerabat dan teman.


Gambar : ilustrasi area persawahan desa sitirejo foto by Mustolih Hakim


Sabtu, 29 Januari 2022

USTADZ : MINUM KOPI MASUK SURGA... INI USTADZ APA SALES KOPI

 [22.52, 28/1/2022] Mustolih Hakim 무스터리하낌: 



Ramai dibicarakan mengenai minum kopi yang bisa masuk surga bagi orang yang meminumnya selama diperutnya masih ada kopi, ini menarik. 

Al Allamah Abdul Qodir Bin Muhammad Al Jaziry Dalam kitabnya Umdatus Shofwah fi Hukmil Qohwah, banyak ulama yang berfatwa mengenai hukum kebolehan meminum kopi seperti Syidi Syeh Zakariya Al anshori, Syidi Syeh Abdurrohman Bin Ziyad , Syidi Syeh Zarruq Al Maliki Al Maghribi,  Syidi Syeh Abu Bakr bin Salim Attarimi, dan Syidi Syeh Abdulloh Al Haddad. Nama-nama yang telah disebut di atas merupakan tokoh tokoh besar sufi. Tidak hanya berfatwa bahkan banyak juga ulama yang telah mengarang kitab yang isinya membahas Khusus mengenai hukum kopi dan faidah Meminum kopi, diantaranya Sayyid Al Allamah Abdurrohman bin Muhammad Al Aidrus dalam Risalah Inusi as-Shofwah bi Anfusi al-Qohwah, juga Al Imam Al Faqih Syeh Bamakhromah mengarang syair tentang kopi yang Syairnya di komentari oleh banyak ulama. Lalu dari Indonesia juga ada Al-Allamah Syeh Ikhsan Jampes Kediri dalam kitabnya Irsyadul Ikhwan fi Syurbil Qohwah wa Addukhon, juga Syeh abdul Qodir Bin Syekh dalam kitab Shofwatu As Shofwah fi Bayan hukmil Qohwah. Juga dijelaskan dalam kitab Tarikh Ibnu Toyyib mengenai keutamaan Kopi. dan banyak lagi ulama yang menjelaskan tentang kopi.
Dikisahkan oleh Sayyif Nahlawi Ibnu Sayyid Khalil, ada cerita menarik tentang kopi dan sufi dari tanah Maghribi. Cerita itu dapatkan dari gurunya, Syaikh Salim Samarah.


Doa Nabi Muhammad SAW untuk Peminum Kopi
Apakah Minum Kopi termasuk Sunnah Nabi Muhammad SAW?

Sumber Dalil bagi peminium kopi masuk surga 

Suatu hari, sang sufi berbicara kepada Nabi Muhammad SAW tentang kopi. Pertemuan mereka saat itu dilakukan dalam kondisi sadar. Dalam literatur tasawuf, para sufi disebut bukan saja bisa berjumpa Nabi dalam keadaan terjaga melainkan juga dalam keadaan tidur atau melalui mimpi.
Sufi pun berkata, "Wahai Rasulullah SAW, saya suka minum kopi,". Kemudian Rasulullah SAW pun langsung meminta sufi untuk membaca doa khusus saat hendak minum kopi.
"Ya Allah, jadikanlah kopi yang saya teguk sebagai cahaya bagi penglihatanku, kesehatan bagi badanku, penawar hatiku, obat bagi segala penyakit, duhai zat yang Maha Kuat dan Maha Teguh, lalu membaca bismillahirrahmanirahim,".
Kemudian, Nabi Muhammad SAW juga bersabda, "Malaikat akan terus memintakan ampunan untukmu selama rasa kopi masih menempel di mulutmu,"

Siapapun Ulama Sufi tersebut hanyalah manusia biasa dibawah Nabi, yang tentu saja tidak maksum seperti Nabi. Beliau beliau bisa saja khilaf, salah dan terjerumus dosa. Apa yang Beliau katakan dari pribadinya sendiri (bukan dari Al Quran atau Hadits) tentu tidak wajib untuk di percayai. Apalagi jika menyelisihi hukum syar'i. Yang kita tahu bahwa saat Nabi masih hidup tidak pernah membahas tentang kopi. tidak ada satu hadits pun yang menyinggung tentang kopi. Apalagi mengatakan orang yang meninggal dunia yang perutnya masih ada kopinya dijamin masuk surga. ini kedengeranya menjadi sangat lucu. Dan bahkan mungkin dizaman Nabi belum mengenal kopi. 

Yang jadi pertanyaan adalah : Jika sumber hukum itu diambil dari sebuah mimpi. Bisakan sebuah mimpi menjadi hujjah? Jika sumber hukum itu dari Nabi langsung, sementara Nabi sudah meninggal dunia, Benarkah orang dijaman sepeninggal Nabi Muhammad SAW bisa bertemu dengan Nabi jasad dan fisiknya secara sadar? Seperti yang diceritakan Ulama sufi tersebut diatas.

Setelah syariat Nabi Muhammad SAW, mimpi tidak bisa lagi menjadi hujjah untuk sebuah hukum sebagaimana terjadi di zaman Nabi Ibrahim AS. Imam Asy-Syathibi menegaskan, "Sesungguhnya mimpi dari selain para Nabi secara syara’i tidak boleh dijadikan landasan untuk menghukumi perkara apapun, kecuali setelah ditimbang dengan hukum syariat. Apabila diperbolehkan maka bisa diamalkan. Bila tidak diperbolehkan maka wajib ditinggalkan dan berpaling darinya. Faidah dari mimpi tersebut hanyalah memberi kabar gembira atau peringatan; adapun menentukan sebuah hukum dengannya maka tidak boleh sama sekali." Demikian dipaparkannya dalam Al-I’tisham (2/78).

Abdurrahman bin Yahya Al-Mu’allimi juga menambahkan, para ulama telah bersepakat bahwa mimpi tidak bisa dijadikan hujjah (dalil). Jadi mimpi hanyalah sebatas memberi kabar gembira atau peringatan. Di samping itu bisa juga menjadi ibrah (pelajaran) apabila sesuai dengan dalil syar’i yang shahih. Demikian sebagaimana ia tulis dalam  At-Tankiil (2/242).

Persoalan ini memang memunculkan pro dan kontra dalam kajian fikih klasik. Menurut pandangan Wasekjen Majelis Ulama Indonesia, Ustaz M Zaitun Rasmin, melihat Nabi Muhammad SAW dalam keadaan sadar merupakan kebohongan. Bahkan menurut dia, tak ada satu pun orang yang bisa melihat atau memanggil Rasulullah dan malaikat kala sadar.

Sufisme merupakan sebuah konsep dalam Islam, yang didefinisikan oleh para ahli sebagai bagian batin, dimensi mistis Islam, atau yang lain berpendapat bahwa sufisme adalah filosofi perennial yang telah ada sebelum kehadiran agama, ekspresi yang berkembang bersama agama Islam. Itulah mengapa ada banyak kata-kata sufi yang sudah ada sejak dulu, dan masih eksis hingga saat ini.

Contoh kata kata sufi : 

  1. Di antara orang yang tidak mempunyai harga diri adalah mereka yang dengan mudahnya memberitahukan usianya kepada orang lain, karena kalau usianya lebih muda, tentu mereka akan menganggapnya rendah dan jika usianya lebih tua, tentu mereka akan beranggapan bahwa ia sudah pikun.
  2. Jika rasa ujub menghinggapi aktifitasmu, maka lihatlah keridhaan siapa yang kau harapkan, pahala mana yang kau suka, sanksi mana yang kau benci. Maka jika engkau memikirkan satu di antara kedua hal ini, niscaya akan hadir di depan matamu apa yang sudah kamu lakukan.
  3. Jika engkau melihat seseorang berjalan di atas air dan bisa terbang di udara, maka janganlah kehebatan itu menjadikan kalian lengah dan terheran-heran kepadanya sampai kamu mengetahui secara persis atas apa yang di kerjakannya itu berlandaskan pada Al-Qur'an dan as-sunnah.
  4. Menganggap benar dengan hanya satu pandangan merupakan suatu bentuk ketertipuan. Berpegangan dengan suatu pendapat itu lebih selamat daripada berkelebihan dan penyesalan. Melihat dan berpikir, keduanya akan menyingkap keteguhan hati dan kecerdasan. Bermusyawarah dengan orang bijak merupakan bentuk kemantapan jiwa dan kekuatan mata hati. Maka, berpikirlah sebelum menentukan suatu ketetapan, atur strategi sebelum menyerang, dan musyawarahkan terlebih dahulu sebelum melangkah maju ke depan.
  5. Terlalu keras dan menutup diri terhadap orang lain akan mendatangkan musuh, dan terlalu terbuka juga akan mendatangkan kawan yang tidak baik, maka posisikan dirimu di antara keduanya.
  6. Manusia yang paling tinggi kedudukannya adalah mereka yang tidak melihat kedudukan dirinya, dan manusia yang paling banyak memiliki kelebihan adalah mereka yang tidak melihat kelebihan dirinya.
  7. Bergaul dengan masyarakat. Setiap kali melihat perilaku tercela seseorang, maka ia segera menuduh dirinya sendiri juga memiliki sifat tercela itu. Kemudian ia tuntut dirinya untuk segera meninggalkannya. Sebab, seorang Mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Ketika melihat aib orang lain ia akan melihat aib-aibnya sendiri.

Pemahaman menyimpang dari sufisme adalah Wahdatul wujud yaitu keyakinan bahwa Allah Ta'ala menyatu dengan alam semesta. Tidak terpisah antara makhluk dan Khaliq (Sang Pencipta). Karena itu, wujud alam semesta ini hakekatnya merupakan wujud Allah sendiri. Sehingga dzat makhluk adalah Dzat Allah itu sendiri. (Firaq Mu'ashirah, 3/994). Demikian juga Al-Hulul, yakni keyakinan bahwa Allah Ta'ala dapat masuk ke dalam makhluk-Nya. Pencetus aqidah ini adalah seorang tokoh Sufi, Husain bin Manshur, yang terkenal dengan sebutan al-Hallaj. Dia memiliki prinsip bahwa Allah Ta'ala ibarat ruh yang bertempat di setiap benda, dan tidak ada pemisah antara al-Khaliq (Sang Pencipta) dengan Makhluk. Dalam bait syairnya, al-Hallaj mengatakan,

أنا من أهوى ومن أهوى أنا … نحن روحان حللنا بدنا
فإذا أبصرتني أبصرته … وإذا أبصرته أبصرتني

Saya orang yang menggerakkan dan orang yang menggerakkan adalah saya
Kami dua ruh yang menetap di satu jasad
Jika Engkau melihatku, akupun melihat-Nya
Dan jika aku melihat-Nya, Engkau melihatku. (Firaq Mu'ashirah, 3/988).

Memahami  sufisme menurut saya boleh saja, selagi dilandasi dengan syari'at yang kuat. Karena tanpa syariat yang kuat akan mudah sekali tergelincir pada jurang kesesatan. Jika sufi diibaratkan puncak maka sisi kanan dan kirinya adalah jurang kesesatan. Jika sedikit saja terpeleset maka ia akan terjerumus dan tergelincir pada jurang tersebut. Tapi jika ia tegus dengan landasan syari'at yang kuat memahami ilmu ilmu fiqih terlebih dahulu...  Maka Ia akan bisa bertahan di puncak tertinggi dalam mencintai dan mengibadahi sang kholiq. Tapi jika tanpa landasan pondasi yang kuat maka syetanlah yang akan datang kepadanya...   Masih ingat ketika Syech Abdul Qodir Jailani dalam khalwatnya ditemui cahaya yg sangat terang. Kemudian cahaya tersebut berkata kepada Syech Abdul Qodir Al Jailani, "Aku ini adalah Tuhanmu, Telah kuhalalkan segala yang haram maka lakukanlah sesuatu yang haram itu menjadi halal bagimu.." Syech Abdul Qodir yang pondasi syari'atnya kuat langsung memahami dengan cerdas kata kata tersebut, dan kemudian Beliau menjawab : "Pergilah kau syetan laknatulloh...."  Mendengar hardikan Syech Abdul Qodir syetan tersebut berkata : " Ribuan orang dan ratusan ulama telah aku jerumuskan dengan cara ini dan saya berhasil, kecuali engkau.... Kau telah selamat dari tipu dayaku". Ketika hal ini diceritakan kepada murid muridnya, salah satu muridnya bertanya : "Dari mana guru tahu  kalau yang datang itu syetan?"  Syech abdul Qodir menjawab : "Jika Dia Tuhan tidak mungkin menyuruh kepada perbuatan yang haram.. dan menghalalkan ssesuatu yang telah diharamkan ". 

Dari cara tipu daya syetan tersebut, sudah berapa banyak orang yang mengaku Nabi karena bisikannya, berapa banyak yang mengaku sebagai imam mahdi, mengaku sebagai malaikat. Mengaku bertemu Nabi secara langsung dan lain sebagainya. Jadi kesimpulanya ketika ada sebuah argumen, pendapat ataupun fatwa yang menyelisihi Al Qur'an maupun hadits, ijma dan qiyas para Ulama maka sebaiknya tinggalkan dan janganlan mengambilnya sebagai hujjah dalam menentukan hukum syar'i...



HUKUM MAKAN DAN MINUM SERTA TIDUR DI DALAM MASJID, MENURUT 4 IMAM MADZHAB

 



Sahabat Abdullah bin Harits az-Zubaidi mengatakan,

كُنَّا نَأْكُلُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى الْمَسْجِدِ الْخُبْزَ وَاللَّحْمَ

Di zaman Nabi Kami makan roti dan daging di dalam masjid. (HR. Ibnu Majah 3425, dan dishahihkan al-Albani)

 (kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab, Jus II, halaman 137-174)

ﺇِﺑَﺎﺣَﺔُ ﺍْﻷَﻛْﻞِ ﻭَﺍﻟﺸُّﺮْﺏِ ﻭَﺍﻟﻨَّﻮْﻡِ ﻓِﻴْﻬَﺎ : ﻓَﻌَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻋُﻤَﺮَ ﻗَﺎﻝَ : ﻛُﻨَّﺎ ﻓِﻲ ﺯَﻣَﻦِ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻧَﻨَﺎﻡُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻧَﻘِﻴْﻞُ ﻓِﻴْﻪِ ﻭَﻧَﺤْﻦُ ﺷَﺒَﺎﺏٌ

Boleh hukumnya, makan, minum dan tidur di masjid di mana saja. Terdapat sebuah hadits dari Ibnu Umar, beliau berkata : Kami (para sahabat) pada zaman Rasulullah saw suka tidur di masjid, kami tidur qailulah (tidur tengah hari) di dalamnya, dan kami pada waktu itu masih muda-muda. (Kitab Fiqhus Sunnah, Juz I, halaman 213).

An-Nawawi mengatakan,

قال الشافعي والأصحاب: يجوز للمعتكف وغيره أن يأكل في المسجد ويشرب ويضع المائدة، ويغسل يده بحي
ث لا يتأذى بغسالته أحد، وإن غسلها في الطست فهو أفضل، …. قال أصحابنا: ويستحب للآكل أن يضع سفرة ونحوها ليكون أنظف للمسجد وأصون

As-Syafi’i dan para ulama syafi’iyah mengatakan, boleh bagi orang yang I’tikaf atau yang lainnya untuk makan, minum, dan membawa makanan di masjid. Demikian pula cuci tangan di masjid, selama kotorannya tidak mengganggu orang lain. Jika cuci tangan dilakukan di wadah, itu lebih bagus…. Para ulama syafi’iyah  mengatakan, “Dianjurkan bagi orang yang makan untuk memasang alas atau semacamnya agar lebih menjaga kebersihan masjid.” (al-Majmu’, 6/534).

 

TIDUR DI DALAM MASJID MENURUT 4 IMAM MADZHAB

1. Menurut madzhab Hanafi

Tidur di dalam masjid itu hukumnya makruh, kecuali bagi musafir dan orang yang sedang beri’tikaf.

Dan, apabila ada seseorang yang hendak tidur di masjid, namun sebelum itu ia berniat untuk beri’tikaf dan melakukan ketaatan di dalamnya, maka tidak ada larangan baginya untuk tidur di dalam masjid setelah itu.

2. Menurut madzhab Asy-Syafi’i

Tidur di dalam masjid itu tidak dimakruhkan, kecuali tidurnya akan mengganggu orang lain yang hendak beribadah. Misalnya jika orang yang tidur itu mengeluarkan suara dengkuran yang cukup keras.

3. Menurut madzhab Hambali

Tidur di dalam masjid itu dibolehkan bagi orang yang beri’tikaf dan juga yang lainnya, asalkan ia tidak tidur di hadapan orang-orang yang akan melaksanakan shalat, sebab melakukan shalat di depan orang yang sedang tidur hukumnya makruh.

Dan para jamaah shalat berhak untuk membangunkan orang yang tidur itu jika ia tertidur di bagian depan masjid.

4.        Menurut madzhab Maliki:

Tidur di dalam masjid itu dibolehkan asal pada siang hari, sedangkan untuk malam hari hanya dibolehkan jika masjid tersebut berada di pedesaan dan tidak diperkotaan, karena dimakruhkan untuk tidur di dalamnya bagi para tuna wisma atau orang yang kemalaman di jalan.

Adapun jika masjid dijadikan sebagai tempat tinggal, maka hal itu tidak dibolehkan, kecuali bagi seseorang yang memang berniat untuk mengabdikan dirinya di dalam masjid untuk beribadah.

Namun khusus untuk kaum pria saja, sedangkan untuk kaum perempuan tetap tidak dibolehkan.

HUKUM MAKAN DAN MINUM DI DALAM  MASJID MENURUT 4 IMAM MADZHAB

1. Menurut madzhab Hanafi

Memakan makanan yang tidak menimbulkan bau tak sedap hukumnya makruh. Sedangkan jika makanan tersebut dapat menimbulkan bau tak sedap seperti bawang putih atau bawang merah, maka hukumnya makruh tahrim (makruh yang lebih dekat dengan haram).

Karena orang yang sudah memakannya saja sudah dilarang untuk masuk ke dalam masjid, sama seperti orang yang memiliki bau mulut yang menyengat hingga aromanya dapat mengganggu para pelaksana shalat lainnya.

Telah diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda.

 مَنْ أَكَلَ ثُومًا أَوْ بَصَلًا فَلْيَعْتَزِلْنَا أَوْ لِيَعْتَزِلْ مَسْجِدَنَا وَلْيَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ

“Barangsiapa makan bawang putih atau bawang merah, maka janganlah ia mendekati masjid kami dan hendaklah ia shalat di rumahnya” [Al-Bukhari, kitab Al-Adzan 855, Muslim, kitab Al-Masajid 73, 564]


Dan, hukum larangan ini juga berlaku bagi siapa saja yang dapat mengganggu jamaah di dalam masjid, meski hanya melalui lisannya sekalipun.

2. Menurut madzhab Maliki

Dibolehkan bagi para musafir yang tidak memiliki tempat bernaung untuk menginap di dalam masjid serta memakan makanan di dalamnya, asalkan dari jenis makanan yang tidak mengotori masjid tersebut, seperti buah kurma atau yang lainnya.

Namun sebenamya mereka juga boleh memakan makanan yang dapat mengotori masjid, asalkan mereka dapat menjamin kebersihannya, misalkan dengan menyapunya setelah ia makan.

Tapi dengan syarat, asalkan makanan itu tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Jika menimbulkan bau tak sedap, maka diharamkan baginya untuk memakan makanan tersebut di dalam masjid.

3. Menurut madzhab Asy-Syaf i

Memakan makanan di dalam masjid hukumnya mubah, asalkan tidak mengotori masjid, seperti memakan keju kering atau madu.

Namun apabila dapat mengotorinya, maka diharamkan bagi siapa pun untuk makan di dalamnya, karena mengotori masjid hukumnya haram, meskipun makanan itu suci.

Lain halnya jika makanan tersebut, sisanya hanya sekadar berupa sampah yang dapat disapu, bukan kotoran yang bernoda, maka memakannya di dalam masjid hukumnya makruh.

4. Menurut madzhab Hambali:

Bagi orang-orang yang beri’tikaf atau juga yang lainnya boleh memakan makanan apa saja di dalam masjid, asalkan tidak menimbulkan noda, tidak membuang tulang, atau semacarmya.

Apabila hal itu terjadi, maka diwajibkan baginya untuk membersihkan masjid tersebut dari kotoran yang disebabkannya.

Hukum ini berlaku hanya untuk makanan yang tidak menimbulkan bau tak sedap, seperti bawang putih atau bawang merah, karena memakan makanan seperti itu di dalam masjid hukumnya dimakruhkan.

Dan, dimakruhkan pula bagi orang yang sudah memakannya untuk masuk ke dalam masjid, sebagaimana dimakruhkan pula bagi orang yang menyebarkan bau busuk dari mulutnya.

Apabila orang-orang seperti itu sudah terlanjur masuk ke dalam masjid, maka bagi jamaah lainnya dibolehkan untuk mempersilahkan mereka keluar dari masjid agar tidak mengganggu orang-orang yang hendak beribadah.

Sebagaimana dimakruhkan pula bagi siapa pun untuk mengeluarkan angin yang tidak sedap aromanya di dalam masjid.

 

ALANGKAH INDAHNYA JIKA CINTA KITA KEPADA ALLAH DAN ROSUL-NYA SEPERTI CINTANYA LAILA DAN MAJNUN

Sebuah Cerita kisah cinta dua sejoli yang sedang dimabuk asmara, Membangkitkan semangat luar biasa untuk mempertahankan cintanya. Mereka rel...