Minggu, 31 Januari 2016

Sepeda Balap

Sepeda Balap Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Ada seorang pemuda. Dia tertarik dengan balap sepeda. Setelah mengumpulkan uang, akhirnya dia mampu membeli sebuah sepeda balap.

Dengan senang hati, dia mencoba sepeda balap tersebut. Setelah beberapa hari mencoba, dia kecewa berat. Dia tidak bisa mengendarai sepedanya dengan kecepatan tinggi. Bagaimana pun dia mengayuh, tetap saja sepeda berjalan dengan lambat. Akhirnya dia membawa sepeda tersebut ke tempat dimana dia membelinya.

?Pak, Anda menipu saya! Katanya ini sepeda balap, koq larinya lambat banget. Bahkan kalah oleh sepeda biasa.? katanya sambil marah-marah kepada penjual sepeda.

?Yang benar pak? Padahal pembalap nasional saja menggunakan sepeda seperti ini. Mereka bisa cepat koq?? kata penjual sepeda, keheranan.

?Buktinya? Saya sudah sekuat tenaga mengayuh, tetap saja lambat.? katanya menaikan nada suaranya.

?Mungkin ada yang rusak pak. Boleh saya periksa?? tanya penjual sepeda tetap tenang.

Kemudian dia memeriksa sepeda. Setelah beberapa saat dia berkata:

?Tidak ada yang rusak pak, kondisinya 100% .?

?Tapi.. kenyataannya? Sepeda itu lambat! Coba saja sendiri jika tidak percaya
... baca selengkapnya di Sepeda Balap Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Rabu, 20 Januari 2016

Semua Untuk Ayah

Semua Untuk Ayah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Namaku alvi yang sudah menginjak umur 18 aku hidup di keluarga yang sederhana tapi itu menurutku sudah lebih dari cukup bahagia karena aku memiliki ibu dan ayah yang menyayangiku mereka sangat berarti dalam hidupku, suatu hari temanku yang bernama tendri datang di rumah sekedar datang untuk curhat dengan aku, maklum di antara teman-temanku akulah yang paling dipercayakan sebagai tempat curhatnya mereka. dalam perbincangan ku dengan tenri ayah langsung ikut memberikan nasehat kepada kami dan mengatakan kepada aku bahwa dia ingin sekali aku sekolah tinggi-tinggi supaya bIsa juga Seperti orang lain serta mengubah keadaan ekonomi keluarga kami. Saat itu aku tunduk merenungi semua nasihat ayah bahwa dia ingin sekali melihat aku sukses.

Keesokan harinya tepat hari minggu seperti biasa ayah pergi ke kebun bersama dengan ibu serta adekku dan aku hanya tinggal di rumah untuk beres-beres, setelah selesai pekerjaan rumah aku cuman bisa belajar sambil tunggu mereka pulang. tepat pukul setengah 12 mereka pun pulang dan aku membereskan pakaianku untuk kembali ke ko
... baca selengkapnya di Semua Untuk Ayah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Senin, 18 Januari 2016

Lebay

Lebay Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“Camkanlah ini: siapa binasa dengan tidak bersalah? Dan di manakah orang yang jujur dipunahkan? Yang kulihat ialah bahwa orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga,” kata Elifas kepada sahabatnya yang sedang dirundung malang tak berkesudahan.

Elifas, tokoh yang hidup lima ratusan tahun sebelum Masehi, percaya hukum tabur-tuai, hukum sebab-akibat, hukum daya tarik, law of attraction. Jika Anda baik, maka kebaikan akan menghampiri Anda. Jika Anda jahat, maka kejahatan akan mendekati Anda. Apa yang sering Anda pikirkan akan menjadi kenyataan. Jika Anda suka cemas, maka hal-hal yang mencemaskan akan datang berkunjung. Jika Anda berpikir sukses, maka jalan-jalan kesuksesan akan terhampar di hadapan Anda. Terdengar familiar?

Di dekade pertama abad ke-21 ini, cara pandangan Elifas kembali populer berkat orang-orang seperti John Assaraf, Michael Beckwith, Jack Canfield, James Arthur Ray, Bob Proctor, Joe Vitale, Lisa Nichols, Marie Diamond, dan guru-guru The Secret-nya Rhonda Byrne (2006). Dari Kanada, Michael J. Losier (2007) mengirimkan naskah yang sama dengan judul The Law of Attraction dan menegaskan: “I attract to my life whatever I give my energy, focus, and attention to, whether wanted or unwanted.” Sementara di Indonesia, kebanyakan pembicara dan mereka
... baca selengkapnya di Lebay Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Rabu, 13 Januari 2016

Sedang Merantau

Sedang Merantau Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Ada seorang pengembara tiba di sebuah negeri . Orang ini mendengar bahwa ada seorang bijaksana di negeri itu, dan dia ingin menemuinya. Pria bijaksana itu di kenal saleh, dan baik hati sehingga sangat dikasihi banyak orang karena dia seolah menjadi tempat bertanya bagi warga disekitar situ . Untuk itu tidak sulit menemukan pria bijaksana itu. Ketika pengembara itu bertanya dimana rumahnya, setiap orang yang di temuinya langsung menunjuk ke arah ujung perkampungan dimana berdiri sebuah gubuk reyot.

Ketika ia mengetuk pintu gubuk itu, muncul seorang pria tua yang mempersilahkan ia masuk. Pengembara itu sangat terkejut mendapati bahwa pria bijaksana itu tinggal di gubuk reyot yang isi rumahnya hanya sebuah meja, sebuah kursi, satu kompor dan alat memasak saja.

Karena merasa tidak nyaman, pengembara itu bertanya, ?Dimana perabot rumah Anda ? , katanya banyak orang2 terhormat dan orang2 kaya yg memohon petunjuk anda ?

Orangtua tadi balik bertanya dengan lembut, ? Lalu Mana milik Anda??

?Tentu saja di rumah saya. Kan saya sedang merantau, tidak mungkin saya membawa perabotan dan semua harta saya,? jawab pengembara itu.

<
... baca selengkapnya di Sedang Merantau Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Kamis, 07 Januari 2016

Info Lowongan Kerja 2016

Tolong share ya,
Mungkin ada yang berminat dengan lowongan kerja
 - Marketing di sisco, Jakarta Barathttp://www.jobindo.com/1436

- Penilai Bisnis di sisco, Jakarta Barathttp://www.jobindo.com/1435

- Penilai Properti / Aset di sisco, Jakarta Barathttp://www.jobindo.com/1434

- Estimator di PT Owens Sarana Asia Pasifik, Jakarta Utara http://www.jobindo.com/1431

- Web & Mobile Development di Tacare, Jakarta Utarahttp://www.jobindo.com/1430

- Mechanical & Electrical Drafter di PT Maxxtec Teknologi Indonesia, Jakarta Selatanhttp://www.jobindo.com/1428

- Sales Engineer di PT Maxxtec Teknologi Indonesia, Jakarta Selatan http://www.jobindo.com/1427

- Accounting di PT Maxxtec Teknologi Indonesia, Jakarta Selatan http://www.jobindo.com/1426

- Staff HRD Rekrutment di PT. MAHAMERU CENTRATAMA SPINNING MILLS, Bandunghttp://www.jobindo.com/1425

- Micro Kredit Sales di PT. Sumberdaya Dian Mandiri, Seluruh Indonesia http://www.jobindo.com/1424

- IT Staff di PT. Sumberdaya Dian Mandiri, Seluruh Indonesia http://www.jobindo.com/1423

- English Teacher di yccbm, Sidoarjohttp://www.jobindo.com/1420

- English Instructor di yccbm, Sidoarjohttp://www.jobindo.com/1419

- Guru Fisika di It Phang Education Center, Jakarta Utara http://www.jobindo.com/1418

- Kepala Dapur (Executive Chef) di Delisha Catering, Mojokerto http://www.jobindo.com/1415

- Marketing di PT.Titans Agency Bangkalan, Bangkalanhttp://www.jobindo.com/1414

- Finance Control di PT Prasetia Dwidharma, Jakarta Pusat http://www.jobindo.com/1412

- IT Programmer di PT Prasetia Dwidharma, Jakarta Pusat http://www.jobindo.com/1411

- Sales Counter di PT.CENTROCHEM SOLUSINDO , Jakarta Utara http://www.jobindo.com/1410

- ASS. Marketing di PT.CENTROCHEM SOLUSINDO , Jakarta Utara http://www.jobindo.com/1409

- Sales Executive di PT. Pandega Citraniaga, Balikpapan http://www.jobindo.com/1408

- Guru dan Asisten Sekolah di Fuji Pre School Jakarta, Jakarta Selatan http://www.jobindo.com/1407

- Marketing di Klinik Gigi Bethesda Dental Care, Bekasihttp://www.jobindo.com/1406

- Sales di Sayur Lembang, Jakarta Utarahttp://www.jobindo.com/1405

- Financial Consultant di PT.Titans Agency Bangkalan, Bangkalan http://www.jobindo.com/1403

- Social Media Specialist di PT LAKU INDONESIA, Bandung http://www.jobindo.com/1402

- Trainer di PT. Indonesia Media Televisi (BigTV), Tangerang http://www.jobindo.com/1401

- Quality Control Project di PT. BINTAN KINDENKO ENGINEERING, Jakarta Barathttp://www.jobindo.com/1400

- Site Engineer Manager di PT. BINTAN KINDENKO ENGINEERING, Jakarta Barathttp://www.jobindo.com/1399

- Teknisi di PT. Generator Pasifik Indonesia, Jakarta Selatan http://www.jobindo.com/1398

Senin, 04 Januari 2016

Dialog Wahabi & Sunni

DALIL KOMPOSISI BACAAN TAHLILAN



WAHABI: “Apa dalil yang Anda gunakan dalam Tahlilan, sehingga komposisi bacaannya beragam atau campuran, ada dzikir, ayat-ayat al-Qur’an, sholawat dan lain-lain?”

SUNNI: “Mengapa Anda menanyakan dalil? Apa pentingnya dalil bagi Anda, sedang Anda tidak mau Tahlilan?”

WAHABI: “Kalau Tahlilan tidak ada dalilnya berarti bid’ah donk. Jangan Anda lakukan!”



SUNNI: “Sekarang saya balik tanya, adakah dalil yang melarang bacaan campuran seperti Tahlilan?”

WAHABI: “Ya tidak ada.”

SUNNI: “Kalau tidak ada dalil yang melarang, berarti pendapat Anda yang membid’ahkan Tahlilan jelas bid’ah. Melarang amal shaleh yang tidak dilarang dalam agama.
Kalau Anda tidak setuju dengan komposisi bacaan dalam Tahlilan, sekarang saya tanya kepada Anda, bacaan dalam sholat itu satu macam atau campuran?”

WAHABI: “Ya, campuran dan lengkap.”

SUNNI: “Berarti bacaan campuran itu ada contohnya dalam agama, yaitu sholat. Kalau begitu mengapa Anda masih tidak mau Tahlilan?”

WAHABI: “Kalau sholat kan memang ada tuntunan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kalau campuran dalam Tahlilan kan tidak ada tuntunan?”

SUNNI: “Itu artinya, agama tidak menafikan dan tidak melarang dzikir dengan komposisi campuran seperti Tahlilan, dan dicontohkan dengan sholat. Sedangkan pernyataan Anda, bahwa dzikir campuran di luar sholat seperti Tahlilan, tidak ada dalilnya, itu karena Anda baru belajar ilmu agama. Coba perhatikan hadits ini:

عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : إِنَّ للهِ سَيَّارَةً مِنَ الْمَلاَئِكَةِ يَطْلُبُوْنَ حِلَقَ الذِّكْرِ فَإِذَا أَتَوْا عَلَيْهِمْ وَحَفُّوْا بِهِمْ ثُمَّ بَعَثُوْا رَائِدَهُمْ إِلىَ السَّمَاءِ إِلَى رَبِّ الْعِزَّةِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فَيَقُوْلُوْنَ : رَبَّنَا أَتَيْنَا عَلىَ عِبَادٍ مِنْ عِبَادِكَ يُعَظِّمُوْنَ آَلاَءَكَ وَيَتْلُوْنَ كِتَابَكَ وَيُصَلُّوْنَ عَلىَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَيَسْأَلُوْنَكَ لآَخِرَتِهِمْ وَدُنْيَاهُمْ فَيَقُوْلُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : غَشُّوْهُمْ رَحْمَتِيْ فَيَقُوْلُوْنَ : يَا رَبِّ إِنَّ فِيْهِمْ فُلاَناً الْخَطَّاءَ إِنَّمَا اعْتَنَقَهُمْ اِعْتِنَاقًا فَيَقُوْلُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : غَشُّوْهُمْ رَحْمَتِيْ فَهُمُ الْجُلَسَاءُ لاَ يَشْقَى بِهِمْ جَلِيْسُهُمْ . (رواه البزار قال الحافظ الهيثمي في مجمع الزوائد: إسناده حسن، والحديث صحيح أو حسن عند الحافظ ابن حجر، كما ذكره في فتح الباري 11/212)

“Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki para malaikat yang selalu mengadakan perjalanan mencari majelis-majelis dzikir. Apabila para malaikat itu mendatangi orang-orang yang sedang berdzikir dan mengelilingi mereka, maka mereka mengutus pemimpin mereka ke langit menuju Tuhan Maha Agung – Yang Maha Suci dan Maha Luhur. Para malaikat itu berkata: “Wahai Tuhan kami, kami telah mendatangi hamba-hamba-Mu yang mengagungkan nikmat-nikmat-Mu, menbaca kitab-Mu, bershalawat kepada nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan memohon kepada-Mu akhirat dan dunia mereka.” Lalu Allah menjawab: “Naungi mereka dengan rahmat-Ku.” Lalu para malaikat itu berkata: “Di antara mereka terdapat si fulan yang banyak dosanya, ia hanya kebetulan lewat lalu mendatangi mereka.” Lalu Allah – Yang Maha Suci dan Maha Luhur - menjawab: “Naungi mereka dengan rahmat-Ku, mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk bersama mereka.” (HR. al-Bazzar. Al-Hafizh al-Haitsami berkata dalam Majma’ al-Zawaid [16769, juz 10, hal. 77]: “Sanad hadits ini hasan.” Menurut al-Hafizh Ibnu Hajar, hadits ini shahih atau hasan).

Hadits di atas menjadi dalil keutamaan dzikir berjamaah, dan isi bacaannya juga campuran, ada dzikir, ayat-ayat al-Qur’an dan sholawat.”

WAHABI: “Owh, iya ya.”

SUNNI: “Makanya, jangan suka usil. Belajar dulu yang rajin kepada para Kiai dan ulama Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Jangan belajar kepada kaum Wahabi yang sedikit-sedikit bilang bid’ah dan syirik.”

WAHABI: “Terima kasih”.

SUNNI: “Menurut Anda, Syaikh Ibnu Taimiyah itu bagaimana?”

WAHABI: “Beliau Syaikhul-Islam di kalangan kami yang Anda sebut Wahabi. Pendapat beliau pasti kami ikuti.”

SUNNI: “Syaikh Ibnu Taimiyah justru menganjurkan Tahlilan dalam fatwanya. Beliau berkata:

وَسُئِلَ: عَنْ رَجُلٍ يُنْكِرُ عَلَى أَهْلِ الذِّكْرِ يَقُولُ لَهُمْ : هَذَا الذِّكْرُ بِدْعَةٌ وَجَهْرُكُمْ فِي الذِّكْرِ بِدْعَةٌ وَهُمْ يَفْتَتِحُونَ بِالْقُرْآنِ وَيَخْتَتِمُونَ ثُمَّ يَدْعُونَ لِلْمُسْلِمِينَ الْأَحْيَاءِ وَالْأَمْوَاتِ وَيَجْمَعُونَ التَّسْبِيحَ وَالتَّحْمِيدَ وَالتَّهْلِيلَ وَالتَّكْبِيرَ وَالْحَوْقَلَةَ وَيُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم؟" فَأَجَابَ : الِاجْتِمَاعُ لِذِكْرِ اللهِ وَاسْتِمَاعِ كِتَابِهِ وَالدُّعَاءِ عَمَلٌ صَالِحٌ وَهُوَ مِنْ أَفْضَلِ الْقُرُبَاتِ وَالْعِبَادَاتِ فِي الْأَوْقَاتِ فَفِي الصَّحِيحِ عَنْ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ : ( إنَّ للهِ مَلَائِكَةً سَيَّاحِينَ فِي الْأَرْضِ فَإِذَا مَرُّوا بِقَوْمِ يَذْكُرُونَ اللهَ تَنَادَوْا هَلُمُّوا إلَى حَاجَتِكُمْ ) وَذَكَرَ الْحَدِيثَ وَفِيهِ ( وَجَدْنَاهُمْ يُسَبِّحُونَك وَيَحْمَدُونَك )... وَأَمَّا مُحَافَظَةُ الْإِنْسَانِ عَلَى أَوْرَادٍ لَهُ مِنْ الصَّلَاةِ أَوْ الْقِرَاءَةِ أَوْ الذِّكْرِ أَوْ الدُّعَاءِ طَرَفَيْ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنْ اللَّيْلِ وَغَيْرُ ذَلِكَ : فَهَذَا سُنَّةُ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِ اللهِ قَدِيمًا وَحَدِيثًا. (مجموع فتاوى ابن تيمية، ٢٢/٥٢٠).

“Ibnu Taimiyah ditanya, tentang seseorang yang memprotes ahli dzikir (berjamaah) dengan berkata kepada mereka, “Dzikir kalian ini bid’ah, mengeraskan suara yang kalian lakukan juga bid’ah”. Mereka memulai dan menutup dzikirnya dengan al-Qur’an, lalu mendoakan kaum Muslimin yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Mereka mengumpulkan antara tasbih, tahmid, tahlil, takbir, hauqalah (laa haula wa laa quwwata illaa billaah) dan shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.?” Lalu Ibn Taimiyah menjawab: “Berjamaah dalam berdzikir, mendengarkan al-Qur’an dan berdoa adalah amal shaleh, termasuk qurbah dan ibadah yang paling utama dalam setiap waktu. Dalam Shahih al-Bukhari, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah memiliki banyak Malaikat yang selalu bepergian di muka bumi. Apabila mereka bertemu dengan sekumpulan orang yang berdzikir kepada Allah, maka mereka memanggil, “Silahkan sampaikan hajat kalian”, lanjutan hadits tersebut terdapat redaksi, “Kami menemukan mereka bertasbih dan bertahmid kepada-Mu”… Adapun memelihara rutinitas aurad (bacaan-bacaan wirid) seperti shalat, membaca al-Qur’an, berdzikir atau berdoa, setiap pagi dan sore serta pada sebagian waktu malam dan lain-lain, hal ini merupakan tradisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan hamba-hamba Allah yang saleh, zaman dulu dan sekarang.” (Majmu’ Fatawa Ibn Taimiyah, juz 22, hal. 520).

Pernyataan Syaikh Ibnu Taimiyah di atas memberikan kesimpulan bahwa dzikir berjamaah dengan komposisi bacaan yang beragam antara ayat al-Qur’an, tasbih, tahmid, tahlil, shalawat dan lain-lain seperti yang terdapat dalam tradisi tahlilan adalah amal shaleh dan termasuk qurbah dan ibadah yang paling utama dalam setiap waktu.

WAHABI: “Lho, ternyata beliau juga menganjurkan Tahlilan ya. Owh terima kasih kalau begitu. Sejak saat ini, saya akan ikut jamaah Yasinan dan Tahlilan. Ternyata ajaran Wahabi tidak punya dalil, kecuali hawa nafsu yang selalu mereka ikuti.”

Ust Muhammad Idrus Ramli

Senin, 28 Desember 2015

Agama Agama di Korea Selatan

Berbeda dengan beberapa kebudayaan di mana hanya satu agama yang dominan, kebudayaan Korea memiliki berbagai ragam unsur agama yang telah membentuk cara berpikir dan tindakan mereka. Pada masa awal sejarah Korea, fungsi agama dan politik digabungkan, tetapi kemudian menjadi terpisah.
Dalam sejarah, orang Korea hidup di bawah pengaruh Shamanisme, Buddhisme, Taoisme atau Konfusianisme, dan di jaman modern, kepercayaan Kristen telah menembus negara ini dengan kuat, membawa satu faktor penting lain yang mungkin mengubah dunia rohani orang Korea. Perkembangan industrialisasi yang pesat yang terjadi dalam beberapa dekade dibandingkan dengan beberapa abad di Barat, telah menimbulkan kegelisahan dan rasa terasing yang merusak ketentraman jiwa orang Korea, sehingga mendorong mereka untuk memperdalam kegiatan keagamaan. Hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah penganut agama yang mencolok, dan munculnya institusi-institusi agama sebagai organisasi sosial yang berpengaruh.
Kebebasan agama dijamin oleh Undang-Undang Dasar Korea. Berdasarkan survei statistik sosial tahun 2005, 53,1% dari orang Korea menganut agama. Dari jumlah tersebut penganut agama Budha 43% dari jumlah populasi yang beragama, diikuti oleh Protestan 34,5%, dan Katolik 20,6%.
Agama Budha
Agama Budha adalah agama dengan filosofi disiplin tinggi yang menekankan keselamatan pribadi melalui kelahiran kembali dalam siklus reinkarnasi yang tak berakhir
Agama Budha dikenalkan di Korea pada 372 Masehi selama masa Kerajaan Goguryeo oleh biksu bernama Sundo yang datang dari Dinasti Qian Qin di China. Pada tahun 384, biksu Malananda membawa agama Budha ke Baekje dari bagian timur Jin di China. Pada saat Silla, agama Budha disebarkan oleh biksu Ado dari Goguryeo pada pertengahan abad lima. Agama Budha sepertinya didukung dengan baik oleh orang-orang yang memerintah pada jaman Tiga Kerajaan dikarenakan Budha cocok sebagai penopang spiritual dalam struktur pemerintahan, dengan Budha, sama seperti raja, berperan sebagai simbol kekuasaan yang dimuliakan. Di bawah perlindungan raja, banyak kuil dan biara dibangun dan penganutnya bertumbuh dengan cepat. Pada abad ke-6, biksu dan para seniman, dengan membawa kitab suci dan benda-benda suci agama Budha, berimigrasi ke Jepang untuk membentuk dasar awal budaya agama Budha di sana.
Pada saat Silla mempersatukan semenanjung pada 676, agama Budha dijadikan sebagai agama negara, meskipun sistem pemerintahan mengikuti garis Konfusianisme. Pada masa ini kecenderungan kerajaan kepada agama Budha menghasilkan perkembangan pesat kesenian dan arsitektur kuil agama Budha, termasuk kuil Bulguksa dan peninggalan masa lampau lainnya di Gyeongju, ibukota Silla. Tetapi para kaum bangsawan tenggelam dalam kehidupan mewah sehingga agama Budha sebagai agama negara
mulai mundur. Agama Budha kemudian mendirikan sekte Seon (Zen) untuk berkonsentrasi pada pencarian kebenaran universal melalui kehidupan yang sederhana.
Penguasa selanjutnya dari Dinasti Goryeo bahkan lebih antusias dalam dukungannya terhadap agama ini. Selama masa pemerintahan Goryeo, seni dan arsitektur Budha terus berkembang dan mendapat dukungan yang tiada batas dari para bangsawan. Pada masa inilah dibuat Tripitaka Koreana. Pada saat Yi Seong-gye, pendiri dari Dinasti Joseon mengadakan perlawanan dan memproklamasikan dirinya sebagai raja pada tahun 1392, dia berusaha untuk menghilangkan pengaruh agama Budha dari pemerintahan dan menjadikan Konfusianisme sebagai pedoman dalam manajemen pemerintahan dan pedoman etika moral. Selama 500 tahun pemerintahan Joseon, setiap usaha untuk menghidupkan kembali agama Budha mendapat perlawanan kuat dari para aparat pemerintahan dan cendikiawan penganut Konfusianisme.
Ketika Jepang dengan paksa mengambil alih Joseon pada tahun 1910, Jepang berusaha untuk mengasimilasikan sekte agama Budha Korea dengan yang ada di Jepang. Tetapi usaha ini gagal, dan bahkan menghasilkan keinginan kebangunan rohani dalam agama Budha asli di antara orang Korea. Beberapa dekade belakangan ini agama Budha lahir kembali dengan berusaha untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan pada masyarakat modern. Sementara kebanyakan biksu tetap berada di daerah pegunungan, tenggelam dalam meditasi dan pengendalian disiplin diri, beberapa turun ke kota untuk menyebarkan agama Budha. Banyak para biksu melakukan penelitian agama pada universitas-universitas baik di dalam maupun di luar negeri. Seon (agama Budha Korea yang berpusat pada meditasi) telah berkembang pesat dengan banyak pengikut orang asing mengikuti jejak langkah biksu Korea melalui pelatihan di Kuil Songgwangsa di propinsi Jeollanam-do dan pusat Seon baik di Seoul maupun di luar kota.
Konfusianisme
Didirikan oleh Konghucu (Confucius) pada abad ke-6 Sebelum Masehi, Konfusianisme lebih condong kepada etika moral dibandingkan kepercayaan agama. Konfusianisme adalah sistem ajaran etika – kebajikan, kebenaran, kesopanan dan kepemimpinan yang bijaksana – dirancang untuk menginspirasi dan mempertahankan pengaturan keluarga dan masyarakat yang benar. Masih saja Konfusianisme dapat dianggap sebagai agama tanpa Tuhan sebab seiring dengan berlalunya waktu, para pengikut telah menganggap suci pendiri agama ini dan dengan taat mengikuti disiplin-disiplin prinsip sistemnya.
Konfusianisme diperkenalkan bersamaan dengan naskah-naskah tulisan budaya China awal pada permulaan era kekristenan. Tiga Kerajaan Goguryeo, Baekje dan Silla meninggalkan rekaman yang menunjukkan keberadaan awal dari pengaruh Konfusianisme. Di Goguryeo, universitas negeri yang disebut Taehak didirikan pada tahun 372 dan institusi pendidikan swasta Konfusianisme
didirikan di propinsi-propinsi. Bahkan Baekje mendirikan institusi semacam itu lebih awal.
Silla Bersatu mengirim delegasi cendikiawannya ke Tang China untuk mengamati cara kerja institusi Konfusianisme secara langsung dan membawa pulang naskah-naskah tulisan dalam jumlah besar. Pada abad ke-10 bagi Dinasti Goryeo, agama Budha adalah agama negara, dan Konfusianisme membentuk tulang punggung struktur dan filosofi negara. Ujian masuk pegawai sipil Gwageo, yang mengadopsi sistem China pada akhir abad ke-10, sangat mendorong pikiran orang Korea untuk belajar Konfusianisme klasik dan nilai-nilai Konfusianisme yang berakar kuat.
Dinasti Joseon, yang didirikan pada tahun 1392, menerima Konfusianisme sebagai ideologi resmi dan mengembangkan sistem pendidikan, upacara dan administrasi sipil Konfusianisme. Ketika kuasa Barat dan Jepang mulai menggunakan kekuatan militer pada akhir abad ke-19 untuk memaksa Korea untuk membuka diri, para penganut Konfusianisme mendirikan “tentara kebenaran” untuk berperang melawan para penyerang.
Terdapat juga usaha untuk mengubah Konfusianisme dan mengadaptasikannya dengan kondisi pada saat itu. Para reforman ini menerima peradaban Barat yang baru dan berupaya untuk membentuk pemerintahan modernistik yang independen. Juga, selama penjajahan kolonial Jepang atas Korea, para reforman Konfusianisme bergabung dengan banyak pergerakan kemerdekaan untuk berperang melawan penjajahan Jepang. Sekarang ini, masih ditemukan pemujaan leluhur Konfusianisme, dan kebaktian leluhur dijunjung tinggi sebagai sifat baik dalam masyarakat
Katolik: Arus aktivitas misionaris kekristenan mencapai Korea di abad ke 17 pada saat fotokopi dari hasil kerja misionaris Katolik Matteo Ricci di China dibawa
kembali dari Beijing oleh misi penghormatan tahunan kepada Emperor China. Buku-buku yang ditulis ini bukan memuat doktrin keagamaan saja, tetapi juga termasuk aspek-aspek pendidikan negeri Barat seperti kalender matahari (solar calendar) dan hal-hal lain yang menarik perhatian para cendikiawan Joseon dari Silhak, atau Sekolah Pendidikan Praktis (School of Practical Learning)
Pada abad ke-18, beberapa penganut Katolik muncul di antara para cendikiawan dan keluarganya. Tidak ada pastor yang masuk ke Korea sampai pastor berkebangsaan China, Zhou Wenmo mengunjungi Korea pada tahun 1794. Jumlah penganut meningkat, walau penyebaran agama luar pada tanah Korea masih secara teknis melanggar hukum dan penganiayaan dilakukan secara sporadis. Pada tahun 1865, 2 tahun setelah berkuasanya Daewongun, penguasa yang benci terhadap orang asing, terdapat 12 pastor yang memimpin sebuah komunitas beranggotakan 23.000 orang penganut Katolik.
Pada tahun 1925, 79 orang Korea yang telah mati martir selama masa penganiayaan Dinasti Joseon, telah dibeatifikasi di Katedral St. Peter Basilica, Roma, dan pada tahun 1968 sejumlah 24 orang lagi mendapat penghormatan yang sama.
Selama dan setelah perang Korea (1950-1953), jumlah organisasi bantuan dan misionaris Katolik meningkat. Gereja Katolik Korea tumbuh dengan cepat dan hierarkisnya dibentuk pada tahun 1962. Pada tahun 1984, Gereja Katolik Roma di Korea merayakan peringatan usia dua abadnya dengan kunjungan ke Seoul oleh Paus Paulus II dan kanonisasi dari 93 orang Korea dan 10 orang misionaris Prancis. Ini adalah pertama kalinya upacara kanonisasi dilakukan di luar Vatikan. Ini memberi Korea jumlah santa Katolik terbesar ke empat di seluruh dunia.
Protestan
Pada tahun 1884, Horace N. Allen, seorang dokter medis berkebangsaan Amerika dan misionaris Presbyterian, tiba di Korea. Horace G. Underwood, dari denominasi yang sama, dan misionaris Methodist Episcopal, Henry G.
Appenzeller, datang dari Amerika Serikat tahun berikutnya. Mereka diikuti oleh misionaris-misionaris dari denominasi Protestan lainnya. Misionaris asing memberi kontribusi kepada masyarakat Korea dengan memberikan layanan medis dan pendidikan sebagai cara untuk menyebarkan keyakinan mereka. Protestan Korea seperti Dr. Seo Jae-pil, Yi Sang-jae and Yun Chi-ho, semuanya pemimpin kemerdekaan, berkomitmen untuk tujuan politik.
Sekolah-sekolah swasta Protestan, seperti Yonhi dan Ewha, berfungsi untuk meningkatkan pemikiran nasionalis orang awam. Asosiasi Pemuda Kristen Seoul (Young Men’s Christian Association/YMCA) didirikan pada tahun 1903 bersama dengan organisasi-organisasi Kristen lainnya. Organisasiorganisasi tersebut melaksanakan program-program sosial-politik dengan aktif, mendorong pelantikan kelompok pemuda Korea dengan tujuan yang sama. Kelompok ini tidak hanya mengejar masalah-masalah politik dan pendidikan tetapi juga membangunkan kesadaran sosial melawan praktek-praktek takhayul dan kebiasaan-kebiasaan buruk, sambil mempromosikan kesamaan laki-laki dan perempuan, penghapusan sistem selir, dan penyederhanaan upacara perayaan.
Agama Pribumi Asli
Runtuhnya Dinasti Joseon dan masuknya Jepang melahirkan berbagai kepercayaan baru.
Won-Buddhism didirikan untuk memimpin semua makhluk hidup yang tenggelam dalam lautan penderitaan menuju ke kebahagiaan yang tak terukur. Kepercayaan ini berbasiskan pelatihan moral dan ketabahan dan pencarian kebenaran. Nama Won-Buddhism, Wonbulgyo dalam bahasa Korea, adalah paduan kata yang menunjukkan kebenaran, pencerahan dan pengajaran: “Won” berarti kesatuan lingkaran dan melambangkan kebenaran mutlak. “Bul” berarti mencerahkan, dan “gyo” berarti mengajarkan kebenaran. Jadi, WonBuddhism adalah agama yang menyerukan pencerahan yang benar dan praktek pengetahuan ini dalam kehidupan sehari-hari.
Chondogyo dimulai sebagai gerakan sosial dan teknologi melawan persaingan yang merajalela dan perambahan asing pada 1860-an. Pada saat itu, disebut Donghak (Pembelajaran Timur) sebagai lawan “Pembelajaran Barat.” Prinsip dari Chondogyo adalah Innaecheon yang mengidentifikasikan manusia dengan “Haneullim,” Tuhan dari Chondogyo, walaupun dia tidak benar-benar sama dengan Tuhan. Setiap manusia memiliki Haneullim dalam pikirannya dan ini berfungsi sebagai sumber martabatnya, sementara pelatihan rohani membuat orang tersebut bersatu dengan yang ilahi.
Daejonggyo, agama nasional yang memuja Dangun, memainkan peran yang penting dalam memimpin pergerakan kemerdekaan Korea selama 1910- 1920 an.
Islam
Walaupun terdapat pertukaran perdagangan dan diplomasi antara Dinasti Goryeo dan dunia Islam, hubungan ini berakhir pada masa Dinasti Joseon.
Orang-orang Korea pertama yang diperkenalkan ke Islam dalam beberapa waktu terakhir adalah pekerja-pekerja yang dikirim ke bagian utara timur China pada awal abad ke-20 sebagai bagian dari kebijakan koloni penjajahan Jepang. Beberapa orang yang beralih agama Islam kembali ke kampung halaman setelah Perang Dunia II. Mereka hidup sendiri dengan kepercayaan baru mereka sampai Perang Korea, di mana pasukan keamanan PBB membawa pasukan Turki. Pasukan Turki mengajak orang Korea yang telah beralih agama tersebut untuk bergabung dalam sembahyang.
Pembukaan layanan Islam Korea diadakan pada September 1955, diikuti dengan pemilihan pertama Imam Korea. Komunitas Islam Korea (Korean Islamic Society) meluas dan diatur kembali menjadi Federasi Muslim Korea (Korean Muslim Federation) di tahun 1967, dan mesjid pusat didirikan di Seoul pada tahun 1976.

ALANGKAH INDAHNYA JIKA CINTA KITA KEPADA ALLAH DAN ROSUL-NYA SEPERTI CINTANYA LAILA DAN MAJNUN

Sebuah Cerita kisah cinta dua sejoli yang sedang dimabuk asmara, Membangkitkan semangat luar biasa untuk mempertahankan cintanya. Mereka rel...